Jumat, 10 April 2009

Pendidikan Kita

Penulis terinspirasi oleh cerita bocah berumur 8 thn tentang teman sekelasnya yang secara tidak langsung mindsetnya terkikis oleh pendidikan yang ada..
Ketika ada suatu soal yang berisi "sebutkan apa saja yang ada di depan rumah kamu?" memang pertanyaan ini terlihat sangat subjektif, tapi apakah daya seorang bocah berumur 8 thn tidak memikirkan apakah soal ini subjektif atau tidak.

Kebanyakan anak2 berumuran 8thn itu menjawab "Teras, sepatu, tanaman, mobil, motor dll."
Tetapi ada satu anak yang menjawab "Tong Minyak". Seorang pendidik seharusnya mengerti kalau pertanyaan ini sangat subjektif dan seharusnya semua jawaban dari siapapun benar. Tetapi beda dengan kenyataan yang seharusnya, sang Guru membacakan jawaban bocah yang menjawab tong minyak itu di depan kelas. Spontan anak2 yang lain tertawa terbahak2 dan tersirat bahwa anak itu bodoh.. Anak yang menjawab itu malu dan minder terhadap teman2nya-tidak menangis- mungkin dia diberikan ketegaran oleh Tuhan karena bocah itu benar.

Apakah bocah itu salah? Apakah seorang pendidik pantas melakukan hal itu? Bocah itu tidak salah. Mungkin hanya Tong Minyak itu yang ada di depan rumahnya.Logikanya ketika seseorang bertanya tentang segala sesuatu pertanyaan yang subjektif, kita manusia dihukum bebas untuk menjawab yang subjektif pula. Lain halnya ketika penanya itu melakukan doktrin agar jawaban subjektif itu diganti, dan itu akan membuat suatu kebohongan publik yang dipropaganda. Begitulah yang dilakukan oleh seorang pendidik tadi, secara tidak langsung dia melakukan suatu kesubjektifan dalam bertanya dan jawaban itu haruslah sama dengan apa yang dia pikirkan..

Umur 6-10 thn, umur yang sangat bagus untuk pembentukan suatu mental manusia. Tetapi pembentukan mental yang dialami anak itu cenderung negatif ketika di sekolah. Ketika guru sangat subjektif dalam menilai, ketika guru dapat memukul tangan anak yang kukunya panjang, ketika anak itu di hukum tangan di telinga dan kaki diangkat satu, ketika hukuman-hukuman diberikan kepada bocah yang baru dalam tahap pembentukan mental dan prilaku. Mental anak didistorsi oleh hukuman2 yang menurut saya tidak bertanggung jawab. Kemanakah mental generasi dibawah kita akan diarahkan? apakah akan menjadi suatu individu yang takut akan kesalahan ketika belum mencobanya? ketika optimisme itu hanya menjadi suatu yang utopis?

Senin, 12 Januari 2009

My Hero


My father.. you are my hero..

This is the appropriate word to describe him..
My father was born in Padang, on June 28th 1958..

He always protect me and my family from anything. i have proud a father as he. He always work hard to keep our life. He never complained about this. He love us hearty. Someday i want to like him. he is very patient and full of affection to me and my family. He never says " i love you all" but i know, in him self, he loves us very much. You are everything, you are my hero.

My father i promise, someday i will able to make you proud with me. i will try to be like you.

Jumat, 09 Mei 2008

hedonisme remaja


hedon kata yang sering diucapkan remaja zaman sekarang,,
mereka sangat bangga dengan sebutan hedon,, apa yang terjadi dengan kita para generasi muda????

dengan bangga mereka menuhankan kesenangan dan kekayaan,, apakah yang didapat dari negara kita yang masih sering bergejolak?
belum pantas generasi muda sekarang berorientasi pada kesenangan sesaat..

banyak yang sangat mencintai kekayaan orangtuanya, memang lazim mereka menikmatinya, tetapi apakah mereka sudah berusaha untuk memberikan kado terbesarnya kepada negara kita?
masih banyak kalangan bawah yang tertindas dengan gejolak hidupnya...

mereka yang hedon menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan kesenangannya, mereka semua mencintai kapitalis yang sangat berbahaya, kebobrokan moral sudah dapat dicium mulai sekarang, gaya hidup yang copycat dengan apapun yang dilihatnya keren sudah menjadi suatu kebiasaan yang bagus...

tujuan hidupnya hanya untuk mencari kesenangan dimanapun tanpa berusaha...

banyak terjadi kelas-kelas sosial, bahkan di lembaga pendidikanpun terjadi seperti itu..
tidak sedikit para pelajar SMA yang menyebut dirinya penganut hedonisme,, mereka berkata "mumpung masih muda lebih baik bersenang-senang" mungkin nenek moyang mereka sangat pedih mendengarkan itu,, seharusnya selagi muda kita bersusah-susah untuk mencapai kesenangan dan memberikan yang terbaik kepada negara kita...

banyak juga yang menuhankan uang didalam hidupnya.. mereka menjual rupiahnya dan ditukarkan ke dolar, dan menyimpannya lalu menukarkannya lagi jika harga dolar naik,,, betapa malunya indonesia,, warga negaranya saja ada yang tidak mencintai mata uangnya sendiri.. kita hidup besama-samalebih baik kaya sama-sama bahkan lebih baik kalau kita miskin sama-sama,, apa yang akan terjadi jika moral generasi muda sekarang menganut paham hedonisme,,

mungkin tidak akan ada nama pahlawan baru yang terpatri di dalam benak anak cucu kita...

ketika sejarah dihapus


"bangsa yang kuat adalah bangsa yang menghargai sejarahnya"
itulah kalimat yang seharusnya menginspirasikan semua kalangan masyarakat untuk memperkuat bangsanya sendiri.

tapi nyatanya banyak yang tidak mengetahui sejarah bangsanya sendiri, bahkan ada yang berusaha untuk menghapus sejarah itu agar para generasi muda tidak dapat mengetahui kebenarannya.

contohnya seperti kasus yang sangat menggemparkan indonesia yaitu G30S/PKI,,,,
kasus itu seharusnya dapat mewarnai buku pelajaran sejarah anak sekolah baik dasar maupun tingkat atas..

sekarang sudah susah melihat tulisan yang indah itu tercetak di buku2 pelajaran.. dahulu kasus ini menggambarkan kejamnya salah satu partai yang menganut ideologi merah yang sangat ditakuti.. di buku itu digambarkan bahwa pasukan merah menculik mayor jendral TNI dan membunuhnya lalu dibuang di sumur tua yang terdapat di lubang buaya jakarta timur,, dan berusaha mengkomuniskan negara kita tercinta.


tetapi sayangnya tulisan itu tercetak dalam status kontroversi di negara ini.belum tau persis siapa yang melakukannya. banyak yang mengatakan sepenuhnya PKIlah yang bersalah, ada juga yang mengatakan itu akal2an panglima kostrad soeharto yang ingin naik menjadi RI1, ada yang mengatakan salah satu agen amerika yang memprovokasi indonesia untuk membenci ideologi komunis karena pada saat itu negara-negara adikuasa sedang gencar mencari budak-budak.

Seiring dengan berjalannya waktu dan lengsernya sang penguasa orde baru yang berlabel demokrasi tetapi otoriter, sejarah itu lenyap dimakan halaman buku yang makin menipis, dahulu judul pemberontakan PKI menjadi bab, sekarang sudah menjadi sub bab dan hanya beberapa baris yang membahas itu.

seiring bergantinya penguasa, perubahan banyak terjadi, pada saat zaman soeharto berkuasa di buku itu tertulis bahwa soehartolah yang menjadi superhero yang membrantas komunis di indonesia, sekarang sudah jarang yang membahas itu..

sebagai generasi muda, penulis rancu dengan keadaan sejarah kita, sebenarnya apa yang terjadi di indonesia pada saat itu..??